comment this page



Sistem Saraf

BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf pada hewan mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk dan juga menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron dan saraf, yang memainkan peranan penting dalam koordinasi. Pada makhluk yang tidak memiliki otak, sistem saraf tidak menghasilkan atau menjalankan pikiran, gerakan dan emosi (lumpuh). Pada manusia yang tergolong ke dalam mamalia sistem syaraf dibagi menjadi tiga, yaitu saraf otak, saraf sumsum tulang belakang, dan saraf tepi. Saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang adalah saraf pusat. Pada saraf tepi, saraf menghubungkan antara saraf pusat dengan indera dan otot. Saraf otak ibarat chip dalam komputer. Sistem saraf sendiri merupakan cabang dari sistem koordinasi selain sistem hormon dan sistem otot. (Wikipedia, 2008)
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.Sistem saraf tersusun dari berjuta-juta sel saraf. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi). (http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-syaraf/)
Sistem saraf pada mamalia merupakan sistem saraf yang paling lengkap dan paling komplek. Dalam pembahasan mengenai sistem saraf amalia, lebih ditekankan pada sistem saraf manusia. Hal ini dikarenakan sistem saraf manusia sebagian besar mewakili sistem persarafan yang terdapat pada mamalia. Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling kompleks dan dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel saraf (neuron), dan didukung oleh sel-sel glia yang jumlahnya lebih banyak. Rata-rata setiap neuron memiliki sekurang-kurangnya seribu hubungan dengan neuron lain, membentuk suatu system komunikasi yang kompleks.
Neuron mengadakan komunikasi yang cepat antara kelompok-kelompok sel yang diatur secara serial, sehingga memungkinkan penghantaran informasi yang cepat melewati jarak yang jauh.Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh berupa jalinan komunikasi terpadu. Secara anatomis, susunan saraf dibagi dalam susunan saraf pusat yang terdiri atas otak dan medulla spinalis; dan susunan saraf tepi yang terdiri atas serat saraf dan kumpulan kecil sel-sel saraf yang disebut ganglion saraf. Secara struktural, jaringan saraf terdiri atas dua golongan sel: sel saraf, atau neuron, yang biasanya memiliki juluran-juluran panjang; dan beberapa jenis sel glia, yang memiliki juluran-juluran pendek, yang menunjang dan melindungi neuron dan berperan serta dalam aktivitas neural, nutrisi neural, dan proses pertahanan dari susunan saraf pusat. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/biologi-umum/sistem-syaraf.
Fungsi dasar sistem saraf adalah untuk membuat organisme menjadi terbiasa terhadap lingkungannya dan merangsang organisme agar menyesuaikan diri secara menguntungkan terhadap lingkungan. System saraf juga berperan dalam mengatur lingkungan dalam dan menjadi tempat penyimpanan (penimbunan) informasi. Fungsi-fungsi tersebut dapat terlaksana melalui saraf, saraf tunjang (spinal cord), dan otak yang berasosiasi dengan reseptor (organ indera) dan efektor (terutama otot dan kelenjar-kelenjar). (Hudson & melva,2008).



BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1.badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2.serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3.sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.


c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
f. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

SISTEM SARAF TEPI
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1.Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2.lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3.empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a.Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

SISTEM SARAF SOMATIK
Otot rangka ekstrafusal diinervasi oleh sel-sel saraf α motor, yang aksonnya merupakan sistem saraf somatik. Sedangkan serabut intrafusal yang merupakan serabut otot penyusun spindel otot diinervasi oleh sel-sel saraf γ motor. Badan sel saraf motor initerletak di dalam tanduk ventral sumsum tulang belakang. Tidak seperti rantai dua serabut sel saraf dari serabut saraf autonom, akson suatu sel saraf motor langsung dari asalnya di dalam sumsum tulang belakang ke ujungnya dalam otot rangka. Ujung akson sel saraf motor membebaskan asetikholin, yang menyebabkan eksitasi dan kontraksi serabut otot yang diinervasi. Sel saraf motor hanya dapat mengaktifkan otot rangka, yang sangat berbeda dengan serabut otonomik, yang dapat mengaktifkan maupun menghambat organ efektornya.
Impuls
Impuls dapat dikatakan secara sederhana ialah “ berita” yang merambat pada sebuah serabut saraf.
Sinaps
Ujung akson (neurit) mempunyai banyak cabang. Tiap ujung membentuk bongkol yang disebut bongkol sinaps (synaptic knob).Titik temu hubungan satu sel sraf dengan sel saraf lain disebut sinaps. Sel saraf motorik pada sumsum tulang belakang vertebrata mempunyai ratusan bongkol sinaps yang berasal dari sel saraf di dekatnya.
Beberapa Penyakit Karena Gangguan System Saraf
Gangguan pada sistem saraf akan berakibat gangguan pada pola gerak maupun memori seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus, atau karena kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit karena gangguan sistem saraf adalah: penyakit Alzheimer’s, Amnesia, Ataksia.
Penyakit Alzheimer’s merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Meskipun penyakit Alzheimer’s dapat terjadi pada permulaan usia 40 tahun, namun lazimnya penyakit ini terjadi pada manusia lanjut usia. Gejalanya sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain, biasanya dimulai dari kehilangan memori kecil tentang kejadian yang baru saja dialami. Lupa semacam itu dapat terjadi setiap saat dan makin hari semakin parah. Seperti penyakit orang tua pada umumnya, Alzheimer’s disebabkan oleh atofi korteks serebral. Atrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.
Amnesia, merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori dan diikuti ketidak mampuan membentuk memori baru. Keadaan ini dapat bersifat sementara atau permanen. Penyebabnya bervariasi mulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12,ka nker otak atau suplai darah yang kurang ke memori, sampai pada alasan psikologikal.
Ataksia, merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan kordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Gangguan tersebut dapat berupa cara berjalan yang kaku dengan gerak salah satu kaki melebar, kurang keseimbangan, tremor pada tangan, dsb. Ataksia dapat bersifat semntara maupun permanen. Penyebab ataksia adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang menuju otak. Minuman keras dapat menyebabkan serangan ataksia semantara, sedangkan ataksia permanen dapat disebabkan kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinal.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
3Sistem saraf pada hewan khususnya mamalia merupakan suatu sistem terpenting dalam keberlangsungan hewan tersebut.
# Sistem saraf mempunyai 3 fungsi yang saling tumpang tindih yaitu sistem input sensoris, integrasi, dan output motoris.
#Fungsi dasar sistem saraf adalah untuk membuat organisme menjadi terbiasa terhadap lingkungannya dan merangsang organisme agar menyesuaikan diri secara menguntungkan terhadap lingkungan. Sistem saraf juga berperan dalam mengatur lingkungan dalam dan menjadi tempat penyimpanan (penimbunan) informasi. Fungsi-fungsi tersebut dapat terlaksana melalui saraf, saraf tunjang (spinal cord), dan otak yang berasosiasi dengan reseptor (organ indera) dan efektor (terutama otot dan kelenjar-kelenjar).
#Sistem saraf pusat terdiri dari: Otak besar (serebrum), Otak tengah (mesensefalon), Otak kecil (serebelum), Jembatan varol (pons varoli), Sumsum sambung (medulla oblongata), f. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
#Sistem saraf tepi terdiri dari: sistem saraf sadar dan sistem saraf otonom
#Impuls dapat dikatakan secara sederhana ialah “ berita” yang merambat pada sebuah serabut saraf.
#Ujung akson (neurit) mempunyai banyak cabang. Tiap ujung membentuk bongkol yang disebut bongkol sinaps (synaptic knob).Titik temu hubungan satu sel sraf dengan sel saraf lain disebut sinaps. Sel saraf motorik pada sumsum tulang belakang vertebrata mempunyai ratusan bongkol sinaps yang berasal dari sel saraf di dekatnya.
#Ganguan pada sistem saraf dapat menyebabkan berbagai penyakit pada organismenya, bahkan kanker pun dapat disebabkan oleh gangguan saraf.
#Ganguan sistem saraf dapat disebabkan oleh zat-zat kimia berbahaya.
#Gangguan pada sistem saraf akan berakibat gangguan pada pola gerak maupun memori seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus, atau karena kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit karena gangguan sistem saraf adalah: penyakit Alzheimer’s, Amnesia, Ataksia.


DAFTAR PUSTAKA

http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Gambar/jaringan/sel_saraf.jpg
http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-syaraf/
http//Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sidabutar, Hudson dan Melva Silitonga.2008.Fisiologi Hewan.Medan:UNIMED.
Tim Dosen.2009.Anatomi Fisiologi Manusia.Medan: UNIMED.

0 comments:

Posting Komentar

Back to TOP